-->

Cara Perawatan MB Trotolan Agar Cepat Bersuara



Banyak kicaumania yang ingin memelihara murai batu sejak trotolan. Selain harganya lebih terjangkau, murai batu juga bisa disiapkan sejak dini agar menjadi burung berkualitas. Namun kerap muncul keluhan, mengapa burung tak kunjung bersuara meski sudah mendapat extra fooding (EF) yang cukup, bahkan sudah dimaster pula. 

Selama ini ada anggapan bahwa bunyi dan tidaknya trotolan murai batu sangat tergantung pada karakter masing-masing burung. Hal tersebut mungkin ada benarnya. Meski demikian, ada beberapa hal yang bisa membantu atau mempercepat proses tersebut, yaitu pola perawatan yang selama ini diterapkan dan bagaimana menentukan proses pemasterannya.
Dalam perawatan hariannya, pemberian full EF pun belum tentu menjamin trotolan murai batu mau mengeluarkan suara ocehannya. Untuk itu, pola perawatan harian di luar masalah pakan harus mulai diterapkan, misalnya:
  • Rutin melakukan pengembunan
  • Mandi dan jemur secara teratur
  • Pemberian multivitamin untuk mendukung pertumbuhan dan menjaga kondisinya.
Selain perawatan harian, metode pemasteran harus disesuaikan dengan kondisi dan umur burung. Trotolan murai batu yang masih sangat muda janganlah dilatih dengan suara masteran yang berat dan kasar, karena bisa membuat burung malah ngedrop dan malas berbunyi.
Adapun metode pemasteran yang bisa dilakukan sesuai dengan umur trotolan, sebagaimana yang dilakukan banyak murai mania, adalah sebagai berikut:
  1. Trotolan umur kurang dari 1 bulan
    Pemasteran dilakukan dengan menggunakan burung-burung kecil yang bersuara receh seperti pleci, burung-madu (“kolibri”), gelatik, dan sebagainya. Hal ini bertujuan untuk memancing trotolan agar mau dan terbiasa mengeluarkan suara ocehannya.
  2. Trotolan umur 1 – 2 bulan
    Setelah trotolan terpancing untuk berbunyi, proses pemasterannya bisa ditambahkan dengan burung-burung bersuara sedang seperti kenari, ciblek, pelatuk, tengkek, dan suara serangga. Suara-suara masteran tersebut dianggap sebagai suara dasar yang kelak bisa menggantikan suara alam atau suara aslinya.
  3. Trotolan umur 2 bulan lebih
    Trotolan yang berumur 2 bulan lebih biasanya sudah memiliki kecerdasan yang lebih baik, sehingga proses pemasterannya bisa menggunakan suara-suara yang lebih berat dan kasar seperti suara cililin, cucak jenggot, lovebird dan sebagainya. Suara-suara ini nantinya akan menjadi tembakan andalan murai batu saat bertemu lawan-lawannya di lapangan.
Dengan melakukan perawatan harian secara teratur, disertai metode pemasteran sesuai dengan kondisi dan umur burung, maka murai batu setelah dewasa akan memiliki mental dan kecerdasan yang lebih tinggi daripada burung-burung seumurannya.



Semoga bermanfaat

Disunting dari : omkicau.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...